Featured

Selamat Datang

IMG_20181020_121742

Bukubukuseru.wordpress.com dikelola oleh Andri Surya Permana. Awalnya blog ini digunakan untuk mengulas dan mengingat buku yang sudah saya baca, tapi dalam perkembangannya ada ulasan lain selain buku.

Saya lahir dan tinggal di Malang. Suka membaca dan menulis serta sesekali jalan-jalan dan nonton film. Sebagai penulis saya sudah berhasil menulis 2 novel fabel “Petualangan Leon” dan “Mencari Aurora”. Selain itu karya lain juga tergabung di beberapa antologi seperti Antologi Bakso Arema dan Antologi Malang dalam Aksara. Tulisan saya lainnya bisa dibaca di:

andrisuryap.blogspot.com

storial.co

Saat mengunjungi blog ini jangan lupa cek kategori di bawah ini, ya!

Fiksi

Mengulas semua buku fiksi baik buku yang baru maupun buku lama yang sudah saya baca.

Non Fiksi

Mengulas semua buku non fiksi baik buku lama ataupun buku baru yang sudah saya baca.

Seputar Buku

Mengulas tips atau hal seru apapun tentang buku.

Seru-Seruan

Mengulas tempat-tempat wisata, makanan, atau apa saja yang seru.

Film

Mengulas film baik film baru ataupun film lama yang sudah saya tonton.

 

Selamat menikmati sajian di blog saya yang sederhana ini 🙂

 

Tetap semangat!

Tetap produktif!

 

 

Ini Dia Formula Mengubah Kebiasaan! Review Buku The Power of Habit Karya Charles Duhigg

“Kebiasaan tidak sesederhana kelihatannya…, kebiasaan-bahkan meskipun telah tertanam di dalam benak kita – bukanlah takdir. Kita bisa memilih kebiasaan kita, begitu kita tahu caranya. Tapi, guna memodifikasi suatu kebiasaan, kita harus memutuskan mengubahnya.”

(The Power of Habit, halaman 269-270).

Judul Buku                         : The Power of Habit

Penulis                                 : Charles Duhigg                 

Penerjemah                       : Damaring Tyas Wulandari Palar        

Tahun Terbit                      : 2012 (cetakan ke-27 tahun 2023)     

Penerbit                              : KGP (Kepustakaan Populer Gramedia)             

Jumlah Halaman            : 370 halaman  

Halo Pelahap Buku!

STOP dulu kalau kalian saat ini sedang menulis resolusi untuk tahun baru! Tanpa mengetahui rahasia yang satu ini, bisa jadi resolusi kalian jadi catatan panjang saja. Setelah itu, kalian akan terus berharap resolusi itu tercapai tiap akhir tahun, tapi tetap tidak tercapai juga.

Rahasia yang aku maksud ada di buku The Power of Habit karya Charles Duhigg. Charles Duhigg memaparkan kenapa kebiasaan sulit diubah, kebiasaan pun bisa diubah, cara mengubah kebiasaan, serta contoh kasusnya. Menariknya Duhigg memberikan contoh kasus berdasarkan riset.

Nah, ini dia beberapa hal yang aku dapatkan setelah membaca The Power of Habit.

Kenapa Kebiasaan Sulit Sekali Diubah?

Jawaban singkatnya ya karena memang sudah kebiasaan hehe. Ya, tapi itu benar karena menurut Charles Duhigg kebiasaan itu adalah suatu aktivitas yang sudah kita jalankan berulang kali. Saking berulang kalinya kita melakukan kebiasaan itu tanpa berpikir lagi atau otomatis.

Karena tidak berpikir inilah makanya kebiasaan jadi sangat sulit untuk diubah. Bahkan, kita seringkali merasa bahwa kebiasaan itu sudah takdir. Sebenarnya, kita sedang memvalidasi jika kita sudah terbiasa dan sulit berubah.

Bisakah Kita Mengubah Kebiasaan?

Kita bakal dapat kabar baik setelah membaca buku The Power of Habit. Pasalnya, buku ini menjabarkan panjang lebar jika sebenarnya kebiasaan itu bisa diubah. Bayangkan saja! Seorang pecandu alkohol dengan hidup yang berantakan bisa kok berubah! Dia berhenti mengkonsumsi alkohol dan mendapatkan kehidupan yang baik. Salah satunya ya dengan mengubah kebiasaan.

Bagaimana Cara Mengubah Kebiasaan yang Efektif?

Duhigg menyatakan bahwa kebiasaan bisa diubah asalkan kita mengerti 3 poin penting, yaitu tanda, kebiasaan, dan ganjaran.

DAPATKAN BUKU THE POWER OF HABIT DI SINI

  • Tanda: sesuatu yang memicu kebiasaan kalian. Misalnya: sepatu olahraga jika kalian ingin rutin berolahraga, jam beker jika kalian ingin bangun tepat waktu, dan lain sebagainya.
  • Rutinitas: aktivitas yang sudah biasa kita lakukan tanpa lagi berpikir (otomatis). Misalnya: sulit bangun pagi, bersih-bersih, merokok, dan lain-lain.
  • Ganjaran: kepuasan yang kita rasakan ketika melakukan rutinitas. Misalnya: mengecek HP setelah selesai membersihkan tempat tidur, seporsi pecel setelah berolahraga, rasa lega setelah melihat ruangan rapi dan bersih.

Berdasarkan riset yang dituliskan di buku ini, kalian bisa mengubah kebiasaan dengan efektif jika tanda dan ganjaran masih sama, tapi mengubah sedikit rutinitasnya

Contohnya, kalian ingin berhenti merokok. Tanda ketika kalian sangat ingin merokok adalah selesai makan, mulut terasa pahit, atau bahkan saat kalian merasa tertekan. Ganjaran yang kalian dapatkan umumnya adalah rasa lega, mulut menjadi terasa lebih manis, dan lain-lain.

Sekarang coba ubah kebiasaan mengeluarkan rokok dengan sesuatu yang lain seperti makan permen karet, minum air putih, atau bahkan mengobrol dengan temanmu. Lakukan hal ini setiap kali sensasi ingin merokok datang.

Contoh lainnya adalah ketika kalian ingin merapikan tempat tidur setelah bangun tidur di pagi hari. Cari tanda yang membuat kalian gagal, misalnya langsung scroll smartphone selama beberapa jam setelah bangun pagi sehingga tidak sempat merapikan tempat tidur.

Jika begitu, coba tempatkan smartphonemu agak jauh dari tempat tidur. Setelah bangun langsung rapikan tempat tidur dengan ganjaran scroll smartphone selama 10 menit.

Menurut Duhigg ketiga poin ini tidak selalu sama atau kita sadari. Karena itu, Duhigg memberikan sedikit trik untuk memahami tanda, rutinitas, dan ganjaran dari kebiasaan kita. Nah, dengan tahu persis apa tanda yang memicu kebiasaan buruk kita dan ganjarannya, maka kita bisa jauh lebih mudah mengubahnya.

Bahkan, contoh kasus yang dipaparkan dibuku ini menurutku jauh lebih ekstrem dan berat ketimbang mengubah kebiasaan dari tidak membersihkan tempat tidur menjadi membersihkan tempat tidur ataupun berhenti merokok. Selain itu, Duhigg juga menekankan pentingnya tekad atau kesadaran untuk mau berubah. Tanpa tekad yang untuk berubah, maka tahu tiga poin di atas juga akan percuma. Kalian akhirnya menyerah dan akan kembali kekebiasaan awal.

Buku The Power of Habit ini Cocok untuk Siapa?

Charles Duhigg membagi buku ini dalam 3 bagian, yaitu kebiasaan perorangan, kebiasaan organisasi yang sukses, dan kebiasaan komunitas. Selain itu, tagline buku ini “mengapa kita melakukan apa yang kita lakukan dalam hidup dan bisnis”. Jadi, menurutku buku ini sangat cocok untuk pembaca perorangan, pemilik bisnis, pemilik organisasi, atau komunitas yang sangat penasaran dengan kebiasaan, otak manusia, psikologi, dan pengaruh kebiasaan terhadap kehidupan.

Kalian bisa jadi tidak perlu membaca keseluruhan bukunya dan hanya membaca bagian yang memang relate dengan kalian saja. Ada baiknya juga kalau kalian suka buku dengan gaya tulisan riset yang santai dan tidak kaku.

Menurutku jarak spasi antar baris sedikit rapat jadi siap-siap memicingkan mata. Terjemahannya juga mudah dipahami jadi kita nyaman walaupun harus baca halaman yang berlembar-lembar. Kalau kalian sudah terbiasa membaca buku sejenis dan tebal, mungkin kalian juga bisa melahap buku ini sampai selesai.

Apa Sih Pengaruhnya Mengubah Kebiasaan?

Jangan salah, setelah membaca buku ini aku jadi tahu pentingnya mengubah kebiasaan khususnya kalau kita merasa kalau kebiasaan kita itu kurang baik. Di buku ini dijelaskan kalau dengan mengubah kebiasaan saja, seseorang bisa juga mengubah nasibnya.

Misalnya, ada seseorang yang sudah terbiasa mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan tidak bisa mengendalikan emosi tapi berhasil menjadi manajer 2 cabang salah satu brand kopi paling terkenal di dunia.

Ada juga seorang wanita yang tertekan karena bercerai dengan suaminya, menderita obesitas, dan pecandu alkohol berubah menjadi wanita yang sehat berpikiran jerni dan memiliki berat badan ideal bahkan berhasil sampai di salah satu puncak gunung di Mesir. Keduanya seperti terlahir kembali hanya karena mengubah kebiasaan mereka.

Nah, kalau kita bisa mengubah kebiasaan maka daftar yang kita tulis dalam resolusi bisa tercapai dengan lebih mudah dan banyak. Memang! Berubah itu tidak mudah dan membutuhkan proses yang panjang. Duhigg sendiri menyatakan kok kalau ada orang yang bisa cepat berubah tapi ada pula yang masih terus berjuang untuk berubah, ataupun yang masih juga gagal berubah.

Semuanya itu biasanya tergantung dari tekad orang tersebut untuk berubah. Semua contoh kasus yang dipaparkan di dalam buku ini juga nggak bisa berubah drastis dalam semalam. Mereka membutuhkan waktu yang panjang untuk akhirnya bisa mendapatkan kebiasaan baru yang lebih baik.

Itu dia beberapa hal penting yang aku dapatkan setelah membaca buku The Power of Habit. Langsung klik link di bawah ini aja untuk mendapatkan bukunya.

DAPATKAN BUKU THE POWER OF HABIT DI SINI

Sekian dulu review buku kali ini, semoga setelah membaca buku ini kalian bisa mencoret daftar resolusi tahun baru karena sudah memang sudah tercapai hanya dengan mengubah kebiasaan lama ke kebiasaan baru.      

 Media Sosial:

YouTube: Satu Kataku

Instagram: andri_surya

Facebook: Andri Surya

Blog: bukubukuseru.wordpress.com

Hati-Hati! Ini Dia 5 Ciri Pemimpin yang Nggak Banget! Review Novel Animal Farm, Karya George Orwell

“…kita lahir diberi begitu banyak makanan, sehingga menjaga napas dalam tubuh kita, dan diantara kita yang mampu dipaksa kerja dengan seluruh kekuatan kita sampai atom terakhir kekuatan kita; dan segera setelah kegunaan kita berakhir, kita disembelih dengan cara yang keji.”

(Animal Farm, halaman 5)

Judul Buku          : Animal Farm

Penulis                 : George Orwell

Penerjemah       : Prof. Bakdi Soemanto

Tahun Terbit      : 1945 (Versi Asli)

                              : Januari 2015 (versi terjemahan Bahasa Indonesia, cetakan pertama)

Penerbit              : Bentang Pustaka

Jumlah Halaman : 142 halaman

Halo Pelahap Buku!

Kali ini aku akan merivew novel fabel klasik fenomenal yang terus dibaca sampai hari ini, judulnya Animal Farm karya George Orwell. Sebenarnya aku nggak terlalu asing dengan novel ini hehe, karena dulu waktu kuliah di Sastra Inggris, novel ini jadi novel yang harus  dibaca di salah satu mata kuliah.

Sayangnya, aku nggak selesai bacanya. Maklumlah, waktu itu belum terlalu suka baca. Selain itu, tugas-tugas lain juga melambai-lambai hehe. Yang aku ingat soal buku ini cuma novel fabel soal pemberontakan hewan ternak agar nggak ditindas lagi. Udah, itu aja! Haha.

Nah, setelah lama nggak menyetuh buku ini, aku lihat novel ini di toko buku dan langsung membelinya. Salah satu alasannya ya karena de javu. Tapi bahkan setelah punya bukunya yang versi Bahasa Indonesia ini, aku nggak langsung selesai bacanya haha. Baru di tahun 2022 ini akhirnya aku selesai membaca novel ini.

Ceritanya Tentang Apa?

Novel ini menceritakan hewan ternak di sebuah peternakan bernama Peternakan Manor yang dikelola oleh Pak Jones. Suatu hari, seekor babi tua yang juga dituakan bernama Major mengumpulkan hewan ternak lain untuk menceritakan mimpinya.

Babi ini bermimpi kalau hewan ternak akan merdeka dan bisa hidup dengan tenang tanpa dipaksa bekerja lagi oleh manusia. Semua hewan ternak mempercayai mimpi itu. Beberapa waktu kemudian akhirnya Major meninggal dan hewan ternak tetap mempercayai mimpi itu.

Sepeninggal Major, generasi baru babi lahir, termasuk 3 babi bernama Snowball, Napoleon, dan Squeler. Hewan ternak di Peternakan Manor semakin yakin kalau mimpi mereka bakal terwujud karena 3 babi itu mulai menunjukkan kemampuan yang akan membawa mereka pada kehidupan yang merdeka.

Benar saja, hewan ternak berhasil mengusir Pak Jones dari peternakannya sendiri. 3 babi itu diangkat menjadi pemimpin. Bahkan setelah itu mereka punya bendera, lagu kebangsaan sendiri, dan juga aturan sendiri yang disebut Binatangisme. Bahkan, mereka punya semboyan, Kaki Empat Baik, Kaki Dua Jahat!

Lantas apakah kehidupan hewan ternak ini membaik setelah merdeka apalagi ada dualisme kepemimpinan antara Snowball dan Napoleon? Nah, novel Animal Farm ini Sebagian besar menceritakan nasib hewan ternak di peternakan Manor setelah merdeka dan setelah dipimpin oleh Napoleon, Snowball, dan Squeler.

5 Pemimpin Yang Nggak Banget dari Novel Animal Farm

Setelah membaca novel Animal Farm ini, aku menemukan satu poin penting, yaitu soal pemimpin dan kepemimpinan. Lebih jauh lagi, aku dapat ciri-ciri PEMIMPIN YANG NGGAK BANGET!

1. Manipulatif

Salah satu ciri calon pemimpin yang nggak banget untuk dipilih adalah calon pemimpin yang manipulatif. Misalnya nih di novel ini ada scene di mana persediaan susu dan apel yang seharusnya dikonsumsi bersama menghilang.

Setelah diselidiki ternyata susu itu dicampur dalam bubur untuk makanan para babi, pun dengan apelnya. Saat dikonfirmasi Squeler malah mengatakan kalau para babi sebenarnya tidak suka dengan susu dan apel, tapi karena ada kandungan dalam susu dan apel yang diperlukan oleh babi maka mereka memakannya.

Mereka memerlukan makanan sehat karena harus memikirkan banyak hal tentang kemajuan dan kesejahteraan hewan ternak lain. Dengan alasan seperti itu, hewan ternak lain tidak bisa berbuat apa-apa dan menurut saja. Sudah pasti para bagi mendapatkan makanan yang lebih enak dan banyak dari hewan ternak lainnya.

2. Tidak Sportif dalam Bersaing

Diceritakan kalau Snowball dan Napoleon mulai bersaing karena dualisme kepemimpinan. Nah, Snowball itu punya ide cerdas membangun kincir angin yang akan membantu pekerjaan para hewan ternak. Alih-alih membantu, Napoleon iri dan justru malah mengusir snowball dari peternakan.

3. Memfitnah dan Melimpahkan Kesalahan Pada Pihak Lain

Masih ada hubungannya dengan cerita di atas, suatu kali kincir angin di peternakan roboh. Mereka kaget dan bertanya-tanya siapa yang merobohkannya. Dengan lantang, Napoleon langsung menuduh Snowball yang melakukannya. Padahal, nggak ada bukti kalau Snowball adalah pelakunya. Napoleon bahkan mengarang cerita agar hewan ternak lain percaya kalau Snowball memang pelakunya.

4. Memutuskan Secara Sepihak dan Harus Selalu Benar

Sebagai pemimpin, Napoleon juga seringkali memutuskan secara sepihak. Ia sering menambah atau mengurangi aturan tanpa sepengetahuan atau persetujuan yang lain. Dan saat hewan lain mengetahuinya, ia berdalih kalau aturan sudah diputuskan dan tidak bisa diganggu gugat.

5. Mengorbankan Pihak Lain, Bahkan Penduduk Sendiri

Novel ini bisa dikatakan sedikit sadis karena ada beberapa scene dimana Napoleon menghabisi hewan ternak lain karena dianggap tidak berguna ataupun dicurigai bersekongkol dengan manusia dan berniat menggagalkan rencana untuk merdeka.

Kesanku Setelah Membaca Novel Animal Farm

Pentingnya Membaca Buku

Hal lain yang aku dapatkan setelah membaca novel Animal Farm ini adalah soal pentingnya membaca buku dan mempratikkan ilmunya. Diceritakan di novel ini kalau Snowball itu membaca banyak buku milik Pak Jones. Dan itu sangat membantu dia untuk membuat keputusan, termasuk keputusan untuk membuat kincir angin untuk meringankan pekerjaan para hewan ternak.

Kata adalah Pedang dan Powerful untuk Mempengaruhi Orang Lain

Aku juga jadi paham bahwa kata memang adalah pedang dan sangat powerful untuk mempengaruhi orang lain. Salah satu contohnya ya saat Major menceritakan mimpinya dan berorasi di depan ternak lainnya. Begitu juga saat Napoleon dan Squeler memanipulasi ternak lain untuk terus Berpikir kalau tindakan dua babi itu benar.

Selain itu, di awal aku masih bisa membayangkan kalau memang mereka adalah hewan yang bisa bicara. Tapi di pertengahan hingga akhir, aku semakin sulit untuk membayangkan kalau mereka itu adalah hewan.

Aku malah membayangkan kalau mereka itu hewan yang menyerupai manusia bisa berjalan dengan dua kaki dan punya dua tangan. Ini karena deskripsi yang dituliskan oleh penulisnya Ketika para hewan itu melakukan sesuatu.

Baca juga: Review Buku Kopi Raiting: Trik Menulis Penawaran yang Lebih Powerful

Jadi, seperti itu reviewku tentang novel Animal Farm karya George Orwell yang fenomenal ini. Kalau kalau kalian berniat melanjutkan kuliah di Jurusan Sastra Inggris, ada baiknya kalian membaca novel ini baik versi Bahasa Inggrisnya ataupun versi Bahasa Indonesianya. Untuk versi Bahasa Indonesianya bisa kalian dapatkan dengan mengklik banner di bawah ini.

Aku juga sudah membuat reviewnya dalam bentuk video. Kalian bisa menontonnya di bawah ini.

Sekian dulu dari aku. Semoga review ini bermanfaat dan sampai jumpa lagi!

Media Sosial:

YouTube: Satu Kataku

Instagram: andri_surya

Facebook: Andri Surya

Blog: bukubukuseru.wordpress.com

5 Cara Meningkatkan Minat Membaca Buku Tanpa Paksaan

Halo Pelahap Buku!

Melihat data UNESCO di tahun 2016 rasanya miris, ya. Bayangkan saja, dari 1000 orang Indonesia hanya ada 1 orang saja yang suka membaca buku. Padahal akses buku di Indonesia sangat mudah. Kita bisa beli langsung ke toko buku online ataupun offline.

Kalau belum bisa membeli, kita bisa ke perpustakaan atau taman baca. Bahkan, sekarang lebih mudah lagi dengan adanya perpustakaan digital yang menyediakan buku secara gratis. Kita hanya perlu mengunduh aplikasinya dan jutaan buku sudah ada dalam genggaman.

Lalu, bagaimana ya cara meningkatkan minat membaca buku tanpa paksaan? Berikut ini aku punya 5 tips untuk meningkatkan minat baca buku tanpa paksaan. Semua tips yang aku berikan ini berdasarkan pengalamanku.

Mendekati Buku

Jadi, di awal-awal dulu aku nggak langsung membaca buku yang tebal-tebal. Aku mulai dengan mendekati buku. Aku jalan-jalan ke toko buku dan melihat kaver buku yang keren-keren. Selain itu, aku juga jalan-jalan ke pameran buku. Di sini, aku sering mendapatkan buku dengan harga yang tejangkau jadi aku bisa beli buku yang akan aku coba baca.

Aku juga beberapa kali ikut talkshow yang berhubungan dengan literasi. Semakin mendalami, aku semakin penasaran. Akhirnya, akupun mulai membaca buku 1 buku dari halaman pertama sampai selesai dan keterusan sampai sekarang!

Cari Tahu Bacaan Role Model Kita

Cara ini juga terbilang efektif karena biasanya dengan tahu bacaan role model kita, kita jadi terinspirasi dan termotivasi untuk membaca buku yang mereka baca. Misalnya nih, kalian nge-fans dengan Najwa Sihab. Nah, coba deh cari tahu bacaan favorit Najwa Sihab itu apa aja.

Setelah aku cari tahu, salah satu bacaan favorit Najwa Sihab adalah GRIT, Kekuatan Passion + Kegigihan karyanya Angela Duckworth. Kalian bisa nih mulai dari membaca buku itu. Nanti, setelah selesai biasanya kalian akan terpicu untuk mencari tahu buku-buku lainnya dan membaca semuanya.

Membaca Buku yang Sepertinya Memberikan Solusi

Kalian sedang memiliki masalah overthinking dan kurang percaya diri? Coba cari buku-buku self-development yang mungkin akan memberikan solusi dari masalah kalian itu. Contohnya aku sendiri waktu mengalami masalah itu.

Saat itu, aku akhirnya menemukan satu buku berjudul Terapi Berpikir Positif karyanya Dr. Ibrahim Elfiky. Dari buku itu, aku belajar banyak bagaimana sih kita menyikapi pikiran negatif sehingga kita nggak lagi terlalu overthinking. Ngomong-ngomong, aku sudah meriview buku ini di blog. Baca reviewnya di sini.

Baca juga: Menggali Kedahsyatan Berpikir Positif

Baca Buku yang Familiar Dengan Kita

Walaupun kita belum membaca banyak buku, tapi mungkin kita tahu beberapa nama penulis atau judul buku. Nah, coba ambil bukunya dan mulai membaca dari buku itu. Misalnya nih, kalian suka banget dengan film Doraemon, One Piece, atau film lainnya. Ternyata, sekarang sudah ada versi komiknya. Mulai saja dari komik-komik itu.

Mungkin juga kalian tahu penulis tenar seperti Andrea Hirata, Tere Liye, Boy Chandra, dan lain sebagainya tapi belum pernah membaca bukunya. Coba aja cari salah satu buku mereka dan mulai dari membaca buku itu.

Memilih Media Membaca Buku yang Nyaman Buat Kita

Kalau jaman dulu, media membaca buku itu sangat terbatas. Kita mungkin hanya bisa mendapatkan versi cetaknya saja. Tapi sekarang, media membaca buku itu beragam. Kalian bisa membaca buku dengan format digital atau softcopy. Bahkan, sekarang kita bisa membaca audiobook!

Sekarang, sudah banyak aplikasi baca yang bisa kita gunakan, seperti iPusnas, Storial, Gramedia Digital, Wattpad, Cabaca, Manga Plus, dan masih banyak lagi. Kita bisa mengunduh salah satunya dan membaca melalui gadget yang kita punya.    

Minat Baca di Indonesia Ternyata Meningkat!

Ngomong-ngomon soal data UNESCO tadi, kita masih bisa berbangga ya. Pasalnya, menurut The Digital Reader, minat membaca di Indonesia ini meningkat signifikan, kok! Misalnya, minat baca di Indonesia di tahun 2017 mencapai 36.48%, sedangkan di tahun 2018 mencapai 52.92%. Bahkan di tahun 2019 angkanya meningkat lagi menjadi 53.84%.

Selain itu, menurut Perpusnas saat terjadi Pandemi Covid-19 di tahun 2020-2021 angka unduh aplikasi iPusnas juga meningkat menjadi 42.645. Semoga minat membaca buku di Indonesia semakin meningkat di tahun-tahun yang akan datang.

Nah, itu tadi 5 tips meningkatkan minat membaca buku yang aku lakukan. Aku melakukannya tanpa paksaan dan justru ketagihan sampai sekarang. O ya! dapatkan buku-buku keren yang bisa mulai kalian baca hanya dengan klik banner di bawah ini.

Aku juga sudah membuat ulasan ini dalam bentuk video di YouTube. Tonton videonya di bawah ini.

Itu dulu dari aku, semoga bermanfaat dan sampai jumpa lagi!

Review Buku Kopi Raiting: Trik Menulis Penawaran yang Lebih Powerful

Judul Buku: Kopi Raiting

Penulis: Rianto Astono

Penerbit: PT Gaptex Indo Media

Halaman: 192 halaman

Tahun Terbit: 2021 (Cetakan ke dua)

“Siapapun Anda, apapun profesinya, tidak ada satu cuil pun yang akan sia-sia dari mempelajari copywriting. Jika Anda terjun menjadi praktisi atau copywriter profesional, maka Anda dapat menemukan klien yang akan membayar mahal setiap pekerjaan yang Anda lakukan. Apabila digunakan untuk bisnis milik kita sendiri copywriting dapat membantu dan mengubah hasil akhir yang kita peroleh.”

(Kopi Raiting, halaman 2)

Halo Pelahap Buku!

Kalian sama nggak seperti aku, bertanya-tanya kok bisa ya beberapa orang sekali posting jualan di akun sosial media mereka bisa langsung ludes terjual, padahal di postingan itu mereka juga nggak terlalu hard selling bahkan kesannya nggak promosi? Ternyata, salah satu jawabannya adalah karena mereka itu menggunakan jurus copywriting. Nah, kali ini aku akan membahas buku terbaru Rianto Astono yang berhubungan dengan copywriting ini.

Buku ini cocok untuk kita yang nggak hanya ingin menjual lebih banyak tapi juga berkelanjutan lewat tulisan yang lebih powerful tanpa terlalu berlebihan hard selling. Ilmu menulis ini menurutku penting banget karena di era internet ini hampir semua orang mencari yang mereka butuhkan lewat internet, entah itu dari Google, sosial media, Youtube, marketplace, website, landing page, dan lain sebagainya. Nah, salah satu informasi yang bisa kita berikan ya lewat tulisan.    

Disadari atau nggak kalimat-kalimat yang digunakan oleh orang-orang yang mengerti copywriting dan yang belum tahu biasanya berbeda. Misalnya, pernah nggak kalian merasa tertarik dengan sesuatu saat membaca informasinya padahal penulisnya cuma nulis cerita aja? Sebaliknya, kalian merasa nggak tertarik sesuatu padahal yang posting memberikan banyak diskon atau penawaran menarik. Biasanya bedanya terletak di cara penulisan mereka.

Copywriting bukan ilmu yang mengada-ada karena ilmu ini sebenarnya menggunakan ilmu psikologi manusia lho! Contoh, sederhananya saat kita mengubah kata “murah” menjadi “terjangkau” atau “beli di sini” menjadi “dapatkan di sini”.   

Dari judulnya saja, Rianto Astono sudah menerapkan teknik copywriting dengan membuatnya berbeda dan tampak mencolok. Alih-alih menulis dengan ejaan yang benar, penulis justru menulisnya dalam ejaan Bahasa Indonesia, Kopi Raiting.

Penulis bahkan menambahkan kalimat “Seni Menulis untuk Menjual”. Kalimat ini menekankan kalau memang untuk menjual lebih banyak kita nggak bisa asal tulis aja. Ada beberapa teknik yang bisa kita aplikasikan agar tulisan lebih kuat dan langsung mempengaruhi target market yang membacanya. Teknik inilah yang membedakan konten jualan dengan teknik copywriting dan konten jualan pada umumnya. Nah, kita akan belajar seninya di buku ini.

Buku ini nggak hanya memaparkan teknik copywriting saja, tapi kita akan diajak belajar untuk menentukan target market dulu atau siapa yang akan membeli produk kita dengan melakukan analisa sederhana melalui faktor psikologis dan demografis. Lalu, apa hubungannya target market dengan copywriting?

Dengan menentukan target market yang tepat, kita pun jadi tahu model copywriting seperti apa yang cocok untuk mereka termasuk kata sapaan yang lebih personal dan akrab hingga kalimat yang membuat target market kita seolah terhipnotis dan ingin melakukan tindakan lebih jauh, termasuk melakukan pembelian.

Contoh sederhana, penjual yang menggunakan kata “Anda” memiliki target market yang berbeda dengan penjual yang menggunakan kata “kamu”. Begitu juga dengan penjual yang menggunakan kata “guys”, “kak”, “moms”, “bro”, dan lain sebagainya.

Misalnya, Kalau kalian saat ini sudah berusia 30 ke atas, panggilan “Anda” mungkin lebih menarik, tapi bagi yang masih berusia 17 hingga 25 tahunan, panggilan seperti “kamu”, “guys”, atau “kak” jauh terdengar lebih akrab dan membuat nyaman. Kalau target marketmu itu ibu-bu, tentu panggilan “Moms” akan terasa lebih akrab. Terasa banget, kan bedanya?

Tentunya, buku ini nggak hanya sekedar memaparkan teori copywriting aja, tapi juga praktiknya. Penulis sendiri memang seorang praktisi copywriting dan sudah membuktikan ilmunya. Salah satunya ya digunakan untuk menjual buku Kopi Raiting ini hehe. Dengan teknik copywriting yang maksimal, buku ini berhasil terjual lebih dari 2000 eksemplar saat dilaunching pertama kali.

Untuk memudahkan kita, penulisnya menggunakan kertas dengan warna yang berbeda untuk semua bagian praktiknya. Jadi, setelah mempelajari teori dasarnya kita bisa langsung praktik di bukunya dan menemukannya lagi dengan cepat kapanpun kita ingin mempelajarinya lagi, setelah itu kita tes deh ke platform online yang kita punya dan lihat hasilnya.

Penulis juga memberikan contoh teknik copywriting dari brand-brand ternama dari berbagai produk yang sudah terbukti sukses menggaet target market hingga produk mereka laku keras di pasaran hingga saat ini.

O ya! Buku Kopi Raiting karya Rianto Astono ini eksklusif dan tidak dijual di toko buku. Ilmunya cocok buat kalian yang ingin menjual sesuatu lebih banyak lagi hanya dengan membuat kalimat yang lebih powerful dan memikat. Langsung klik banner di bawah ini dan dapatkan bukunya.”

Intinya, saat ini menawarkan sesuatu secara online itu tidak hanya sekedar posting produk dan spesifikasinya aja. Kita perlu belajar copywriting terlebih dahulu karena sebelum memposting produk dan spesifikasinya, kita perlu menarik perhatian pembelinya dulu. Kalau pembeli sudah mulai tertarik bahkan akhirnya cocok, ya mereka pasti akan beli di kita.

Satu lagi, setelah baca buku ini aku jadi mikir mungkin aja penyebar berita hoax dan penipuan itu copywritingnya jago. Mereka bisa sampai menarik massa dan berhasil menipu banyak orang hehe. Nah, kalau mereka bisa kenapa kita yang memang benar-benar jualan atau menawarkan sesuatu yang bermanfaat nggak lebih semangat lagi untuk belajar copywriting yang memikat?

Nah, seperti itu reviewku tentang buku Kopi Raiting karya Rianto Astono ini. Sekali lagi, buku ini nggak dijual di toko buku manapun. Dapatkan buku originalnya dengan langsung klik banner di bawah ini. Semoga bermanfaat!

.

“Jangan heran jika copywriting juga kerap dan dapat digunakan oleh oknum-oknum untuk mengibuli orang lain demi keuntungan mereka sendiri. Bahkan hampir seluruh skema penipuan, termasuk money game dan skema ponzi biasanya menggunakan copywriting yang hebat dan bombastis untuk mendukung aksi yang mereka lakukan. Dan terbukti sukses setiap kali dipakai.”

(Kopi Raiting, halaman 190)

Aku juga sudah buat review buku Kopi Raiting ini versi videonya di YouTube. Silakan tonton di bawah ini.

Ngadem di Taman Merbabu, Malang Sambil Baca Novel Wajib Bacanya Anak Jurusan Sastra Inggris

Halo Pelahap Buku!

Ikut aku cari tempat baca buku, yuk! Masih di sekitar Malang, kali ini aku melipir sejenak ke Taman Merbabu atau Merbabu Family Park.

Taman ini terbagi jadi dua bagian, bagian untuk sepakbola dan bagian taman. Hampir sama dengan taman lain yang sudah aku kunjungi, Taman Merbabu juga punya fasilitas olahraga, ayunan dan bangku.

Aku ke sini hari minggu siang sekitar jam 11.00 WIB. Setelah masuk suasananya adem karena pohon-pohonya tinggi dan rindang. Kalau lihat dari kondisi pohon yang menjulang tinggi dengan akar yang kuat dan rindang, kebayang sih usia pohonnya.  

Ternyata taman ini ramai juga di hari minggu siang. Hampir semua bangku di taman ini terisi. Tapi, untungnya aku dapat tempat untuk baca buku.

Sensasi baca buku di Taman Merbabu itu adem dengan angin yang sepoi-sepoi. Waktu perjalanan hawanya panas tapi waktu masuk ke dalam taman langsung sejuk. Bedanya, lokasi Taman Merbabu dekat dengan jalan raya jadi ramai.

Ngomong-ngomong, kali ini aku baca novel fabel judulnya Animal Farm karyanya George Orwell. Anak Sastra Inggris pasti nggak asing sama novel yang satu ini. Novel ini kayak novel wajib di Sastra Inggris. Jadi kalau kalian berniat kuliah jurusan Sastra Inggris wajib banget baca buku ini. Sekarang sih enak sudah ada versi terjemahan Bahasa Indonesianya seperti yang aku baca ini. Aku sendiri seperti de javu waktu baca novel ini hehe. 

Novel ini itu soal pemberontakan hewan ternak untuk jadi budaknya manusia. Penasaran? Tunggu reviewnya, ya. Untuk informasi bukunya klik banner di bawah ini, ya!

Itu dulu segmen Cari Tempat Baca Buku kali ini, semoga bermanfaat dan sampai jumpa lagi!

Aku juga sudah buat ulasan sensasi membaca buku di Taman Merbabu Malang ini dalam bentuk video di YouTube. Tonton di sini.

Alamat Taman Merbabu atau Merbabu Family Park:

Jalan Merbabu, Oro-Oro Dowo, Kec. Klojen, Malang, Jawa Timur

Tanggal kunjungan: 13 November 2022

Review Buku Travel Writer: Ketika Traveling Menjadi Sebuah Profesi

Judul Buku: Travel Writer

Penulis: Yudasmoro

Penerbit: Metagraf

Tahun Terbit: 2012

Jumlah Halaman: 202 Halaman

“Saya sendiri heran, kenapa ya, kok sekarang seolah-olah travel writer menjadi booming, dan menjelma menjadi sesuatu yang diidam-idamkan? Apa mungkin karena faktor “traveling”-nya?” (Travel Writer, halaman 3)

Mungkin kalian punya teman atau tetangga yang kerjaannya traveling. Emang mereka nggak kerja? Uangnya dari mana kok traveling terus? Eitss jangan bingung dulu. Bisa jadi, memang pekerjaan mereka itu ya traveling! Wah kok, bisa? Bisa dong! Nah, buku yang akan aku review kali ini berhubungan dengan hal itu. Judul bukunya Travel Writer yang ditulis oleh Yudasmoro.

Di awal, Yudasmoro akan menjelaskan apa itu sebenarnya profesi sebagai Travel Writer. Masalahnya, masih banyak yang salah paham dengan profesi ini. Banyak yang mengira kalau profesi ini hanya traveling saja dan bersenang-senang. Padahal, masih ada tanggung jawab yang harus diselesaikan oleh seorang travel writer setelah traveling.  

Buku ini cocok untuk kalian yang suka traveling dan ingin menjadikan hobi kalian ini sebagai profesi yang menghasilkan. Jadi, kalian nggak hanya keluar biaya terus tapi juga mendapatkan penghasilan. Kalian pun bisa mengabadikan sekaligus membagikan pengalaman traveling kalian itu. Buku ini juga menjelaskan langkah-langkah untuk menjadi seorang travel writer, termasuk:

  • Persiapan sebelum traveling,
  • Apa aja yang harus dilakukan saat traveling,
  • Cara menuliskan hasil traveling,
  • Cara kirimnya ke media,
  • Honor,
  • Tantangan sebagai seorang travel writer.

Yudasmoro tidak hanya memberikan teori, tapi menuliskan buku ini berdasarkan pengalamannya menjadi seorang freelancer travel writer. Tulisan travelingnya sendiri sudah dimuat di beberapa media seperti:

  • Garuda Inflight
  • Jalan-Jalan
  • Aplaus the Lifestyle
  • Gateaway

Lengkap banget, kan? Bahkan, Yudasmoro juga memberikan contoh-contoh liputan yang diterbitkan di media baik tulisan miliknya sendiri ataupun tulisan milik rekan travel writer lainnya. Jadi, kita juga bisa belajar cara membuat headline dan judul yang menarik, gaya menulis, sampai membuat ending yang berkesan. Intinya, gimana cara membuat pembaca serasa ikut dalam traveling kita. Tujuan akhirnya ya, agar mereka penasaran dan langsung berangkat ke lokasi yang kita liput itu. 

Selain menyarankan untuk mengasah kemampuan menulis, Yudasmoro juga menyarankan kita untuk mengasah kemampuan fotografi. Pasalnya, beberapa media seringkali mencari travel writer yang tidak hanya bisa menulis tapi juga bisa memotret. Tentu saja, ini akan menjadi nilai tambah travel writer tersebut. Di buku Travel Writer ini juga dimasukkan beberapa foto hasil jepretan Yudasmoro yang juga dimuat di media. Ia juga akan memberikan beberapa tips fotografi agar kesempatan dilirik media semakin besar.

Jadi, kalau kalian suka banget traveling dan memiliki skill menulis dan juga fotografi, tidak ada salahnya mencoba menekuni profesi sebagai seorang Travel Writer. Buku ini akan memandu kalian.

“Selebritas di televisi kadang terlihat lebih cantik dibanding aslinya, begitupun dengan travel writing.” (Travel Writer, halaman 183)

Temukan buku-buku favoritmu di sini:

https://bit.ly/3sZacg4
https://bit.ly/3U5mf7w

Ngomong-ngomong, aku juga sudah membuat review buku ini dalam bentuk video di YouTube. Tonton videonya di sini.

Pengalaman Jalan-Jalan ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Sendang Biru

Area Parkir dan Pintu Masuk TPI Sendang Biru (saya kira warna hurufnya bisa diganti agar lebih jelas)

Teman-teman suka mengkonsumsi olahan ikan? Ternyata ikan sangat baik untuk kesehatan. Kandungan protein dan omega-3 yang tinggi sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan otak. Belum lagi vitamin D, mineral kalsium, dan mineral fosfor yang dibutuhkan tulang kita.

Nah, kalau soal mendapatkan ikan segarnya, teman-teman wajib mengunjungi Tempat Pelelangan Ikan di daerah Sedang Biru. Lokasinya di Kampungbaru, Tambakrejo, Sumbermanjing, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Ini dia pengalaman saya waktu ke sana.

Area Pelelangan Ikan yang Cukup Luas dan Bersih

Bagian Dalam TPI sudah bersih walaupun saat itu nampak sepi

Berbeda dengan area pelelangan ikan tradisional, area pelelangan ikan Sendang Biru mengusung konsep yang lebih modern. Areanya cukup bersih dan tertata dengan rapi. Jadi, teman-teman nggak harus berjalan berjinjit-jinjit ataupun mengeluh karena alas kaki kotor dengan tanah, becek, dan lain sebagainya (kecuali bau amis, namanya juga ke tempat jual ikan bukan ke toko parfum hehehe).

Sensasi belanja ikan di tempat pelelangan ikan di sini mirip lah dengan belanja ikan di pasar tradisional yang sudah di remajakan dengan konsep modern itu. Area parkirnya juga cukup luas baik untuk mobil maupun sepeda motor.

Berbagai Macam Ikan dengan Harga yang Terjangkau

ikan Tuna, Primadona TPI Sendang Biru

Namanya juga tempat pelelangan ikan, pastinya kita akan menemukan banyak ikan. Sayangnya, saat saya ke tempat ini, pilihan ikan tidak terlalu beragam. “Kiriman dari nelayannya sedikit.” Ujar salah satu penjual ikan.

Waktu itu, kebayakkan yang dijajakan adalah ikan tuna, ikan yang sudah diawetkan menjadi ikan asin, cakalang, dan lainnya. Menurut penjualnya, jika kondisi sedang bagus ada juga udang, kepiting, lobster, dan lain-lain.

Dari segi harga bisa dibilang relatif terjangkau, tergantung dari kondisi tangkapan. Jika sedang tidak bagus, biasanya harga cenderung mahal tapi saat melimpah harganya lebih terjangkau. Contohnya, saat saya kesana harga ikan tuna ukuran besar Rp.45.000 sedangkan ikan pindang hargany Rp.25.000 per kg.

Karena saya tidak terlalu mengikuti harga ikan, jadi saya tidak tahu apakah harga ini termasuk mahal atau murah. Menurut informasi, harga ikan saat itu tergolong mahal karena memang pasokan tidak terlalu bagus. Untuk kondisinya ikannya sendiri masih segar karena diambil langsung dari nelayan. Ikan tertentu seperti tuna dagingnya empuk dan tebal.

Pemandangan Menawan Sendang Biru

Ramainya Sendang Biru

Tempat Pelelangan Ikan ini dekat dengan Sendang Biru. Jadi, kalau teman-teman tidak terlalu nyaman dengan kondisi pasar ikan dan bau amisnya, teman-teman bisa menunggu sembari menikmati pemandangan menawan Sendang Biru.

Angin di sekitar Sendang cukup semilir. Teman-teman bisa menikmatinya sembari melihat kapal nelayan yang sedang berlabuh atau yang sedang hilir mudik dan menikmati jajanan di sekitarnya seperti es kelapa muda, cilok, dan lain-lain. Selain itu, teman-teman juga bisa membeli ikan asap yang banyak dijajakan di sekitarnya.  

Homestay untuk yang Ingin Menginap

Ingin tahu suasana malam di Sendang Biru? Sekarang tidak perlu bingung karena disekitarnya sudah banyak homestay. Teman-teman tinggal menyewanya saja jika ingin menginap dan menikmati suasanan malam di Sendang Biru ini. Karena belum pernah menginap, jadi saya belum bisa memberikan informasi harga dan kondisi homestay di sekitarnya.

Nah, itu tadi pengalaman saya main-main ke Tempat Pelelangan Ikan Sendang Biru. Lokasi ini cukup sesuai untuk mereka yang ingin mencari ikan sembari berwisata Bersama keluarga atau teman.

Selain dapat pemandangannya, teman-teman juga bakal dapat ikan segarnya.  Ini bukan pengalaman pertama saya, tapi sekarang baru bisa menuliskannya di blog hehe. Semoga berguna untuk teman-teman yang baru pertama kali ingin ke lokasi ini.  

Nama Lokasi: Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Sendang Biru

Alamat: Kampungbaru, Tambakrejo, Sumbermanjing, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Waktu Kunjungan: 31 Desember 2021

Tiket: Rp.1.000 per orang (tambah parkir Rp.3.000 untuk mobil dan Rp.2.000 untuk sepeda motor)  

YouTube Channel: Tandur Seru

Instagram: andri_surya

Facebook Fans Page: nahneh.official

Facebook: Andri Surya

Menikmati Jambu Biji Kristal Sepuasnya di Kopeng

IMG_20190310_084344

Jika di Malang (tempat tinggal saya) terkenal dengan wisata petik apel dan petik jeruk, maka di daerah Semarang ada wisata petik jambu biji bernama Agrowisata Kopeng Gunung Sari. Kopeng sendiri adalah nama daerahnya yang letaknya di Kabupaten Semarang. Di tempat wisata ini ternyata kita bisa menikmati lebih dari sekedar buah jambu biji saja. Berikut ini keseruan saya saat berkunjung ke tempat wisata yang masih terbilang baru tersebut.

Hamparan Jambu Biji

Hamparan tanaman jambu biji adalah suguhan utama dari tempat wisata ini. Setelah saya cari tahu ternyata jambu biji yang ditanam di sana adalah jenis jambu biji kristal. Yang menyenangkan, pohon jambunya memang berbuah jadi kita bisa langsung menyentuh dan memetiknya jika sudah matang. Jadi kita tidak hanya melihat hamparan pohon jambu saja tapi benar-benar merasakan sensasi memetik buahnya lalu menyantapnya.

Oh ya, siapkan perut kita karena di agrowisata ini kita bisa makan buah jambu sepuasnya secara gratis. Serasa punya kebun jambu biji sendiri! Kalau misalnya kita ingin membawa pulang jambu bijinya, bagaimana? Tenang, tentu saja bisa tapi kita harus membelinya. Harganya murah meriah kok, hanya Rp. 5.000 saja per kgnya (Maret 2019).

Jus Jambu Kopeng
Jus jambu yang jambunya asli dari Kopeng 🙂

 

Hamparan Taman Bunga

Setelah memasuki tempat wisatanya, kita sebenarnya tidak hanya disuguhi hamparan pohon jambu biji saja tetapi ada pula hamparan bunga-bunga. Sekali lagi, bunganya pun sebagian besar mekar jadi kita bisa langsung berselfie ria dengan bunga-bungan tersebut. Jenis bunganya pun beragam khususnya jenis bunga cosmos.

Gardu Pandang

 

Gardu Pandang Kopeng
Gardu Pandang Kopeng

Satu lagi yang unik dari tempat wisata ini adalah gardu pandangnya. Gardu pandang ini dibuat 4 tingkat dan terbuat dari bambu. Waktu berada di lantai 1 hingga 3 sensasinya masih biasa saja namun pemandangan sekitar sudah tampak membentang dan lebih indah. Tapi waktu saya sudah berada di tingkat 4 sensasinya sangat berbeda.

 

Pertama, pemandangannya memang benar-benar indah. Saya bisa melihat sekeliling tempat wisata ini sambil mengabadikannya dengan kamera. Kedua, saya bisa melihat salah satu gunung yang menjadi latar belakang utama dari kawasan wisata ini yaitu Gunung Telomoyo.

Ketiga, ini yang seru! Jadi, beda antara berada di tingkat 1 hingga 3 dan 4 adalah saat angin berhembus. Kalau saat berada di lantai 1 hingga 3 saya hanya merasakan sensasi rambut bergoyang dan dingin saja tapi saat berada di tingkat 4 ada sensasi rasa goyangan dari gardu pandangnya. Agak takut juga sih, tapi tetap aman kok karena gardu pandangnya kokoh.

Hamparan Hutan Pinus

Suguhan di lokasi ini tidak berhenti sampai di situ saja karena ada pula hamparan hutan pinus yang menjulang. Sebenarnya, hampara pohon pinus akan kita lihat sejak sebelum pintu masuk area agrowisata kopeng ini.

Sebelum itu juga ada beberapa rumah yang memajang beberapa tanaman atau bibit yang bisa kita bawa pulang tapi beli ya hehe. Jika sudah lelah berputar-putar, kita bisa beristirahat di resto yang ada di sana. Ada beragam menu yang cocok untuk menghangatkan tubuh di sana sambil menikmati jambu biji yang kita petik tadi.

Tips Berkunjung  

Gunung Telomoyo dari Gardu PandangTeman-teman harus berhati-hati saat memasuki kawasan Agrowisata Kopeng Gunungsari karena jalannya sedikit terjal dan menanjak. Selain itu, saat saya kesana arah ke pintu masuk dan pintu keluar menjadi satu dan muat satu mobil saja. Semoga kedepan ada pemisahan antara pintu masuk dan pintu keluar agar lebih nyaman lagi. Walaupun begitu, setelah keluar dari jalan sempit tersebut, kita akan memasuki lahan parkir yang cukup luas kok.

Ada baiknya datang di pagi hari karena masih belum terlalu ramai, udara masih segar, dan tidak terlalu panas. Usahakan datang pada saat cerah karena menurut om saya yang sudah beberapa kali datang, biasanya kawasan tersebut berkabut jadi pemandangan gunungnya tidak terlihat jelas. Beruntungnya saat saya datang kesana cuacanya cerah hehe.

Intinya, Agrowisata Kopeng Gunungsari sangat cocok untuk teman-teman yang sangat suka dengan alam dan berselfie ria. Jadi kalau pas berlibur ke Semarang Agrowisata Kopeng Gunungsari bisa dijadikan pilihan lokasi tempat wisata bersama keluarga dan kerabat dekat.

 

Terima kasih untuk Om Edi dan Tante Rita atas jamuannya selama di Bawen 🙂

Santai di Kopeng

 

Lokasi: Agrowisata Kopeng Gunungsari

Tiket masuk: Rp. 20.000 per orang (Maret 2019)

Alamat: Dusun Dukuh, Desa Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

Waktu kunjungan: 11 Maret 2019

 

Instagram: andri_surya

FB: Andri Surya

Blog: bukubukuseru@wordpress.com

Ternyata Buku Mahal Tetap Laku

Gambar Posting BlogSalah satu obrolan menarik saat saya bertemu dengan teman-teman penulis adalah mengenai harga buku. Ya, di era di mana penulis sudah bisa menerbitkan bukunya sendiri informasi menjadi sangat terbuka termasuk soal harga.

Yang menjadi dilema adalah penentuan harganya karena kadang dijual murah saja masih sulit laku apalagi dijual dengan harga mahal hehe. Tapi, setelah jalan-jalan ke toko buku beberapa waktu lalu, saya mendapatkan sedikit pencerahan soal harga buku ini.

Buku Mahal Nyatanya Tetap Laku

 

Bukuseru posting
Contoh buku yang laris manis (dokumen pribadi)

Jadi, ceritanya sebelum menulis posting ini saya jalan-jalan ke toko buku. Lalu, saya menemukan salah satu buku dengan keterangan “Mega Bestseller” dan bahkan langsung terjual lebih dari 3.000 eksemplar dalam 1 hari saja.

 

Setelah itu saya lihat halaman depan yang biasanya menunjukkan cetakan ke berapa dan tahunnya. Ternyata buku tersebut cetak ulang terus mulai tahun 2012 hingga akhir 2018 lalu dan masih beredar di toko buku sampai sekarang (posting ini tahun 2019).

Hitung saja kalau sekali cetak itu sekitar 3.000 hingga 5.000 eksemplar atau bahkan lebih. Lalu, saya cek harga buku tersebut yang ternyata harganya Rp. 168.000. Harga ini bisa saja tergolong murah atau mahal tergantung dari pembelinya. Kalaupun itu mahal karena katakan saja harganya di atas Rp. 100.000 nyatanya bukunya laris manis, kan? Hehe.

Saya ambil contoh lain seperti e-book yang katanya bisa memotong banyak biaya hingga harganya bisa ditekan. Tapi, berdasarkan pengamatan saya ada juga ebook yang dijual dengan harga di atas Rp. 100.000 dan sama LARIS MANIS! Hehe Ada lagi buku yang harganya di atas Rp. 2.000.000 dan laku juga.

Oh ya, lalu saya jadi penasaran berapa sih harga buku yang tergolong mahal menurut teman-teman. Akhirnya, saya coba bertanya melalui IG stories dan Alhamdulilah ada yang menjawab. Dari jawaban tersebut bisa disimpulkan kalau harga buku yang tergolong mahal bagi mereka adalah di atas Rp. 200.000.

Penentuan Harga Buku

Sebelum menerangkan soal ini, saya jelaskan kalau ini berdasarkan pengetahuan saya selama ini, ya hehe. Jadi, saya pernah menerbitkan buku judulnya Petualangan Leon dan Mencari Aurora (bisa dibaca di sini) serta beberapa antologi bersama teman-teman komunitas Malang Menulis secara mandiri. Dari pengalaman ini ada beberapa hal yang menentukan tinggi tidaknya harga buku.

  • Jumlah Halaman

Penerbit punya standar sendiri soal jumlah halaman ini. Semakin tebal atau lebih dari standar halaman tentu ada biaya tambahan dan itu artinya menambah beban biaya produksi.

  • Desain Cover

Kalau sebagai penulis kita tidak bisa membuat desain cover, maka kita bisa menyewa jasa desainer. Misalnya untuk Mencari Aurora saya dulu menyewa jasa desainer dan mengeluarkan biaya. Alhamdulilah kalau ada teman yang dengan ikhlas membantu atau dengan kesepakatan tertentu seperti Petualangan Leon.

  • Editing

Biaya bertambah lagi kalau kita malas mengedit atau ingin di edit oleh jasa editor. Ini juga penting demi kualitas buku yang akan kita terbitkan.

  • Ide

Tentu ide juga ada harganya dong. Orang-orang yang kaya itu salah satu kemampuannya adalah menjual ide brilian mereka, kan? Hehe.

  • Ornamen lain

Karena buku ini milik kita, maka kita ingin menerbitkan sesempurna mungkin, kan? Jadilah kita memberikan banyak oramen misalnya membuat hard cover, judul yang dibuat timbul, buku full color, kertas dengan kualitas baik, dan lain sebagainya. Itu semua ada harganya teman hehe.

Itu beberapa hal yang saya harus perhatikan saat dulu akan menerbitkan buku-buku saya. Daftar itu bisa bertambah kalau di mata penerbit misalnya mereka harus membayar karyawan, sewa tempat, biaya marketing, hingga tingkat kepopuleran penulisnya. Jadi ya seperti itulah proses sebelum lahir lalu ditetapkanlah harganya.

Dari sini saya jadi berpikir ulang soal harga buku. Kadangkala yang penting itu bukan harganya. Toh, kalau kita butuh pasti rela mengeluarkan berapa saja. Sama halnya dengan liburan. Kalau dipikir kita mengeluarkan uang yang terbilang besar bahkan kita rela menabung demi liburan tapi akhirnya kita senang.

Jadi bisa dibilang asal buku itu memberikan isi yang sesuai dengan apa yang kita harapkan bahkan melebihi harapan kita, maka kita akan mengesampingkan harganya. Intinya, buku mahal juga tetap saja laku! Yang terpenting, penulis untung pembaca pun untung hehe.

 

Instagram: andri_surya

 

Review Buku How to Manage My Money, Bikin Hidupmu Penuh Surplus!

IMG_20181025_083545

 

 

 

 

 

 

Judul Buku: How to Manage My Money Bikin Hidupmu Penuh Surplus!

Penulis Buku: Dwi Suwiknyo, SEI., MSI.

Penerbit: TrustMedia

Tahun Terbit: 2008

Jumlah Halaman: 156 halaman

ISBN: 979187390-1

 

Trik Mengetahui Menguapnya Uang Kita Sekaligus Cara Mengaturnya Agar Surplus

 

“Masalah Finansial itu bukan semata-mata dari besar-kecilnya uang yang kita miliki. Tapi, masalah finansial terbesar ketika kita tidak bisa mengelolanya dengan baik.”

(Halaman 14)

 

Mendapatkan uang adalah hal yang menyenangkan tapi jika tidak pandai mengaturnya maka uang akan menguap begitu saja. Pasti kita sering membantin “Kok baru tanggal segini uangku sudah habis?” atau “Emang uangku bulan ini aku pakai apa saja, ya? Nggak kerasa habis aja.” Buku “How to Manage My Money” ini bisa menjadi jawaban untuk masalah serius itu. Ada beberapa hal menarik yang saya dapatkan setelah membaca buku karya Dwi Suwiknyo, SEI., MSI ini.

Trik Mengetahui Kondisi Keuangan Kita

Salah satu hal menarik yang saya dapatkan adalah pentingnya mencatat pemasukkan dan pengeluaran jika ingin mengetahui kondisi keuangan kita. Dari catatan tersebut, kita dapat mengetahui dari mana saja kita mendapatkan uang sekaligus jumlahnya. Selain itu yang tidak kalah pentingnya, kita juga tahu kemana saja uang tersebut menguap sekaligus jumlahnya.

Dari trik pertama ini saja, kita sudah bisa menjawab berbagai pertanyaan seputar masalah keuangan kita. Misalnya kemana saja uang kita menguap atau apakah kondisi keuangan kita sebenarnya surplus atau defisit.

Trik Agar Surplus

“Duit segitu aja pakai dicatat, ribet!” Saya sebenarnya juga tidak mencatat pemasukkan dan pengeluaran saya sih. Dalilnya ya itu tadi, ribet haha. Tapi dari justru buku ini membantu memudahkan kita dalam mengatur keuangan apalagi bagi kita yang masih suka mengeluh kalau uang selalu tidak cukup. Ini adalah cara mencari pangkal masalahnya terlebih dahulu. Setelah itu barulah kita mencari solusi untuk mengatasi masalah itu.

Menurut saya, buku ini menjabarkan hal tersebut dengan cara yang ringan namun sangat bermanfaat. Di buku ini diceritakan bagaimana Brian yang seorang mahasiswa merasa mengalami masalah keuangan. Uang bulanan dari orang tua tidak cukup bahkan ia harus gali lobang tutup lobang untuk mengakalinya.

Solusi mulai dia dapatkan saat menceritakan masalahnya kepada kakak tingkatnya, Mas Hervan. Dari Mas Hervan, Brian tidak hanya belajar mengetahui akar masalah keuangannya tapi juga membantunya untuk mengatasi masalah itu. Bahkan di akhir cerita Brian bisa mengatasi masalah keuangan tersebut bahkan menjadikan kondisi keuangannya menjadi surplus. Ingatlah bahwa untuk berubah ke arah yang lebih baik kita tetap harus berusaha atau ihtiar.

Trik Mewujudkan Cita-Cita

Walaupun memiliki uang bukan satu-satunya cara tapi dengan mengatur keuangan, kita jadi bisa menentukan target dan mewujudkannya. Misalnya nih kita punya cita-cita membeli laptop atau HP maka kita hanya perlu melihat kondisi keuangan dari catatan tersebut. Setelah itu, tentukan apa yang harus dilakukan untuk mencapai target tersebut dari kondisi yang ada tersebut. Misalnya apakah kita bisa langsung membelinya karena sedang surplus atau perlu mencari pendapatan tambahan agar impian memiliki HP atau laptop baru segera tercapai.

Trik Surplus dan Berkah

Tentu saja membuat keuangan menjadi surplus saja tidak cukup. Ada hal lain yang perlu diingat saat dianugerahi rejeki berupa uang. Kita harus memanfaatkan uang yang kita miliki tersebut untuk meraih keberkahan. Buku ini juga menjabarkan apa saja yang bisa kita lakukan setelah mendapatkan uang agar hidup insyallah semakin berkah dan semakin surplus!

Solusi yang Fleksibel

Menurut saya buku ini tidak hanya diperuntukkan bagi mahasiswa saja. Asalkan mereka sudah mulai mendapatkan uang maka buku ini sudah bisa mulai dipraktekkan. Buku ini sih lebih penting lagi bagi mereka yang tidak mendapatkan penghasilan tetap misalnya pedagang, penulis, freelancer, atau bahkan ibu rumah tangga, dan lainnya karena kita harus lebih ketat untuk mengatur pengeluaran ketimbang mereka yang memiliki gaji tetap (walaupun solusi ini juga bisa untuk mereka yang bekerja dengan pendapatan tetap).

Nah, kira-kira itu yang saya dapatkan dari membaca buku ini. Sangat bermanfaat sekali untuk kita yang ingin mencoba memperbaiki kondisi keuangan. Uang memang bukan segalanya, tapi jika mendapatkan dengan cara yang baik dan mengaturnya dengan cara yang baik pula yang membawa pada keberkahan, ya mengapa tidak? ketimbang boros atau tidak menggunakan uang tersebut menjadi sesuatu yang produktif. Kalau kata buku ini istilahnya menuju “kedewasaan finansial”.

 

“Tidak seperti dulu lagi, Keuangan Brian kini semakin maju. Dalam waktu yang bersamaan Brian mampu menabung sekaligus tetap mendapatkan surplus diperencanaan minggu ini.” (Halaman 63)

Â